
Nuzulul Qur’an: Keberkahan dan Keistimewaan Turunnya Al Qur’an
Semarang, Ahad malam (24/4) Pondok Pesantren Durrotu Aswaja (PPDA) mengadakan pengajian Peringatan Nuzulul Qur’an Ramadhan 1443 H yang dihadiri oleh Kiai Rohna Majal Anjab Syaichun (Ketua NU Ranting Meteseh).
Pengajian Peringatan Nuzulul Qur’an ini menjadi penutup dari serangkaian kegiatan Forum Kajian Amaliah Ramadhan (FKAR) tahun 1443 Hijriyah Ponpes Durrotu Aswaja.
“Peringatan Nuzulul Qur’an merupakan tadzkir atau peringatan bahwasannya Al Qur’anul Karim diturunkan sebagai petunjuk untuk kita,” ujar Kiai Agus Ramadhan.
Namun menurutnya, bagi mahasiswa tidak hanya sebagai tadzkir saja, tetapi menjadi tuntutan untuk riset atau sebuah penelitian.
Beliau juga berharap dengan adanya Peringatan Nuzulul Qur’an ini dapat semakin menumbukan rasa cinta para santri terhadap Al Qur’an. Karena Al Qur’an merupakan satu-satunya kitab samawi yang masih terjaga orisinilitasnya atau keasliannya.
“Al-Qur’an merupakan Kitab suci yang paling banyak dibaca oleh orang di seluruh dunia,” imbuhnya.
Berkenaan dengan hal tersebut, Kiai Rohna Majal Anjab Syaichun dalam mauidhohnya menjelaskan bahwa Al Qur’an itu diturunkan secara bertahap.
“Tahapan diturunkannya Al-Qur’an yang pertama di lauhil mahfudz, kemudian langit dunia atau baitul izzah dan terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. Setelah itu, sudah seharusnya kita menurunkan kembali Al Qur’an dari Nabi Muhammad SAW ke dalam hati kita,” tuturnya.
Kiai Anjab juga menjelaskan bahwa Al Qur’an diturunkan oleh Allah membawa keberkahan dan keistimewaan diantaranya yaitu:
- Diturunkan melalui malaikat jibril sehingga menjadikannya sebagai Sayyidul malaikat.
- Diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga beliau menjadi Sayyidul anbiya’ wal mursalin.
- Diturunkan di bulan ramadhan menjadikan bulan ramadhan sebagai Sayyidus syuhur.
- Diturunkan di hari jumat sehingga disebut sebagai Sayyidul ayyam, dan
- Diturunkan di satu malam yg sangat luar biasa yaitu di malam lailatul qodar.
“Semoga dengan memperingati turunnya Al Qur’an kita semua dilapangkan dadanya oleh Allah SWT, hati kita dipenuhi oleh Al Qur’an dan hidup kita damai bersama Al Qur’an” harapannya di akhir mauidhoh.(MN)

