Esai

Khotbah Idul Adha 1443 H: Ismail, Putra Sholih Dari Ayahnya, Ibrahim yang Sholih

Khotbah I
الله أكبر x9 الله أكبر كلما هل هلال و أبدر الله أكبر كلما صام صائم و أفطر الله أكبر كلما تراكم سحاب و أمطر و كلما نبت نبات و أزهر و كلما أطعم قانع المعتر. الحمد لله الذي جعل للمسلمين عيد الفطر بعد صيام رمضان و عيد الأذحى بعد ييوم عرفة. أشهد أن لا اله إلا الله و حده لا شريك له له الملك العظيم الأكبر و أشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله الشافع فى المحشر نبي قد غفر الله له ما تقدم من ذنبه و نا تأخر. اللهم صل على سيدنا محمد و على اله و أصحابه الذين أذهب عنهم الرجس و طهر. أما بعد فيا عباد الله إتقوا الله حق تقاته و لا تموتن إلا و أنتم مسلمون….

Hari ini berjuta-juta kaum muslim dari seluruh dunia berkumpul di tanah suci Makkah mukarramah dan wilayah wilayah suci di sekitarnya. Mereka menyatu dalam degup, tekad dan dalam tujuan. Mereka mengumandangkan gema tahmid (pujian) kehadirat Allah SWT dan sebentar lagi ribuan bahkan jutaan kambing, unta atau sapi disembelih sebagai ekpresi kepedulian seorang hamba atas perintah Tuhannya.


Peristiwa kurban, sesungguhnya telah dimulai sejak zaman Nabi Adam as. yaitu ketika putra Nabi Adam, Qabil, dan Habil diperintah Allah untuk mempersembahkan seekor kambing gibas untuk membuktikan mana di antara keduanya yang bersih, murni dan benar benar bertakwa. Keduanya pun melakukan perintah ini.

Namun ternyata Allah lebih menyukai dan menerima kurban Habil. Mengapa demikian?

Sebab kurban yang dilakukan Habil semata mata karena Allah swt. bukan karena yang lain. Sementara dalam hati qabil, masih ada keinginan keinginan lain diluar Allah SWT.


Allah berfirman menceritakan hal ini dalam surat Al-Maidah 27:
وَاتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ابْنَيْ آدَمَ بِالْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ الآخَرِ قَالَ لأقْتُلَنَّكَ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ اللَّهُ مِنَ الْمُتَّقِينَ

“Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putra Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil).

Ia (Qabil) berkata: “Aku pasti membunuhmu!” Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.

Penyembelihan hewan kurban kemudian diteruskan oleh Nabi Ibrahim as. disuatu tempat yang disebut Mina juga atas perintah Allah SWT bukan karena persembahan kepada para dewa, berhala, setan, jin, sesaji atau lainnya tetapi semata mata karena menunaikan perintah Allah.


Peristiwa mulia ini bermula pada malam Tarwiyah yaitu malam tanggal 8 Dzulhijjah, Nabi Ibrahim bermimpi menyembelih putranya, Nabi Ismail.

Sungguh terkejut hatinya melihat pemandangan ganjil dalam mimpinya. Muncul tanda tanya dalam hatinya; apakah mimpi ini dari Allah atau dari syaitan?

Diapun menangguhkannya sambil tetap mengharap petunjuk Allah.


Pada malam Arafah (tanggal 9) mimpi itu terulang kembali, dan seperti pada mimpi pertama pun Nabi ibrahim masih merasa ragu apakah mimpi ini dari Allah atau dari syetan.

Sampai pada malam hari raya (tanggal 10) untuk ketiga kalinya Nabi Ibrahim bermimpi hal yang serupa.

Kejadian yang berulang sampai tiga kali berturut-turut ini membuatnya yakin bahwa ini berasal dari Allah.

Maka Keesokan harinya dia membawa putranya,Ismail ke Mina dan menceritakan mimpinya.

Ismail seorang anak yang shalih menyerahkan sepenuhnya kepada Allah.


Allah merekam dialog keduanya dalam firman :
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ

“Dan ketika (Islmail) telah sampai pada (usia) lincah-lincahnya, Ibrahim berkata : Hai anakku, sesungguhnya Aku bermimpi menyembelih kamu, maka bagaimana pendapatmu ? Ismail berkata: “Wahai Ayahku, lakukan lah apa yang engkau diperintahkan untuk melakuannya, insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang orang yang sabar. (QS.Asshaffaat :102)

Ketika keduanya menghadap sepenuhnya kepada Allah dan kemudian Ibrahim menempelkan pedangnya ke leher Ismail.

Kami panggil Ibrahim : Ya Ibrahim (cukup… cukup…) engkau telah membenarkan mimpi itu…”

Ayat berikutnya mengisahkan bahwa selanjutnya Allah menyuruh Nabi Ibrahim untuk menyembelih seekor gibas saja.

Demikian peristiwa itu terjadi.
Dari alur kisah ini dapat kita tangkap bahwa Allah sebenarnya hanya menguji keimanan nabi Ibrahim,sejauh mana dia mentaati perintah Tuhannya.


Diantara yang bisa kita ambil dari ayat ini adalah bahwa betapa mulia hati Nabi Ismail yang ketika itu masih muda belia mendengar tawaran ayahnya yang akan menyembelihnya.

Tawaran yang yang justru mengancam keselamatan jiwanya. Sulit diterima bahwa dia menerima tawaran ini begitu saja.

Tetapi memang tidak ada yang berat bagi orang yang selalu menghadapkan hatinya kepada Allah.

Tidak ada yang sulit bagi orang yang selalu mendahulukan kepentingan Allah daripada kepentingan dirinya. Demikian pula dengan Ismail kecil. Dia akan selalu siap melayani perintah Tuhannya, menurut, tunduk dan patuh kepada orang tuanya selama tidak mengarah kepada kemusyrikan.

Alangkah bangga dan bahagianya orang tua yang dikaruniai seorang anak berhati mulia seperti Nabi Ismail.


Anak seperti ini jelas mahal, dan untuk mendapatkan anak seperti ini pun jelas membutuhkan usaha yang tidak hanya bersifat lahir, akan tetapi jauh lebih penting adalah upaya upaya batin atau mental, menenamkan nilai nilai agama, mendidiknya dan menempatkannnya dalam lingkungan yang jauh dari pergaulan yang akan menjatuhkannya ke dalam jurang akhlak akhlak tercela.


Anak adalah amanat yang harus kita pelihara dengan sebaik baiknya bahkan dari mulai benih itu menyatu di perut ibunya, ia butuh perhatian dari kedua orang tuanya, butuh kasih sayang dan butuh pendidikan.

Ia akan meniru apa saja yang dilakukan orang tuanya, jika apa yang dilakukan orang tuanya baik,maka insyaAllah anak itu juga akan menjadi baik,tapi jika apa yang dilakukan orang tuanya jelek,maka dia juga akan menirunya.

Anak laksana cermin orang tua. Kebaikan orang tua adalah kebaikan anak, kejelekan orang tua adalah juga kejelekan anak.
Orang tua akan diminta pertanggungjawaban atas anaknya kelak, bagaimana dia mengasuh anaknya, bagaimana dia mendidiknya, dan dengan apa dia membesarkannya, apakah dengan makanan yang halal atau makanan yang haram.


Ada pendapat yang mengatakan bahwa rahasia kesuksesan anak adalah satu saja, yaitu memberinya makanan yang halal.

Sebab makanan yang baik, ia akan menjadi daging yang baik pula, dan makanan yang tidak baik atau didapat dari cara cara yang tidak baik,iapun akan tumbuh menjadi daging yang tidak baik pula.


Maka, marilah kita sebagai orang orang yang paling dekat dengan anak anak kita, mulai menanamkan nilai nilai agama dalam hati mereka sedini mungkin, menanamkan akhl ak karimah dan menjauhkan mereka dari lingkungan yang akan menggerogoti akhlak keislaman mereka.

Mereka adalah pengganti kita, mereka akan menduduki kursi kita, tempat kita dikemudian hari.

Kita harus berjuang sekuat tenaga jangan sampai mereka duduk di kursi orang lain, dalam arti jangan sampai mereka berdiri di atas Agama selain agama kita dan jangan sampai berakhlak dengan akhlak selain akhlak agama kita.


Ahirnya marilah kita berdoa:
“Tuhan, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Telah banyak dosa dan kesalahan yang telah kami perbuat. Perbuatan kami, kelakuan kami, makanan kami terkadang tak sesuai dengan apa yang Engkau kehendaki. Kami sering lupa kepada-Mu karena kepicikan kami. Kami juga sering mengabaikan-Mu karena harta kami.

Kami sering lupa karena kebodohan kami sampai sampai ketika kami shalat, kami masih sempat memikirkan uang kami, kendaraan kami, barang dagangan kami. Itu semua karena kebodohan kami ya Allah. Maka, hari ini, ampunilah semuanya ya Allah,karena sesungguhnya tiada yang dapat mengampuni selain Engkau.


Yaa Allah jadikanlah kami, anak anak kami, keturunan kami sebagai hamba hamba-Mu yang shalih. Jangan Engkau jadikan kami, anak anak kami, keturunan kami orang yang tersesat,menyimpang dari agama-Mu .


Ya Allah jadikanlah kami,anak anak kami,keturunan kami orang orang yang berpendidikan. Jangan Engkau jadikan kami, anak anak kami, keturunan kami orang orang yang bodoh dan tak mengenal ilmu-Mu. Jagalah kami, anak anak kami, keturunan kami dari api neraka.

Ampunilah kami dan mereka. Tak ada yang dapat mengampuni kecuali Engkau. Amin ya robbal alamiin.”


بارك الله لي و لكم فى القرآن العظيم و نفعني و إياكم بما فيه من الآيات و الذكر الحكيم و تقبل الله مني و منكم تلاوته إنه هو السميع العليم…


Khutbah II
الله أكبر 7x الحمد لله أفاض نعمه علينا و أعظم. و أن تعدوا نعمة الله لا تحصوها. شهد أن لا اله إلا الله و حده لا شريك له أسبغ نعمه علينا ظاهرها و باطنها.و أشهد أن محمد عبده و رسوله اصطفاه على جميع البريات. ملكها و إنسها و جنها. اللهم صل و سلم على سيدتا محمد و على اله و أصحابه أهل الكمال فى بقاع الأرض بدوها و قراها. اللهم صل على سيدنا محمد و على سيدنا محمد كما صليت على إبراهيم و على آل إبراهيم و بارك على محمد و آل محمد كما باركت على إبراهيم و آل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد.
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات و المؤمنين و المؤمنات الأحياء منهم و الأموات إنك سميع قريب مجيب الدعوات و يا قاضي الحاجات. اللهم و فقنا لعمل صالح يبقى نفعه ممر الدهور و جنبنا من النواهى و أعمال هي تبور. اللهم أصلح ولاة أمورنا. و بارك لنا فى علومنا و أعمالنا. اللهم ألف بين قلوبنا و أصلح ذات بيننا. ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا و هب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب. ربنا آتنا فى الدنيا حسنة و فى الآخرة حسنة و قنا عذاب النار.
عباد الله. إن الله يعمركم بالعدل و الإحسان و إيتاء ذى القربى و ينهى عن الفحشاء و المنكر. يعظكم لعلكم تذكرون. فاذكروا الله يذكركم و اشكروا على نعمه يزدكم و لذكر الله أكبر

oleh : Diyaul Aziz

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *