
Kenalkan Aqoid dengan Lagu, Jadi Pemikat Hati Anak-anak Kradenan Baru
Usia anak-anak memang masih perlu pendampingan dalam hal apapun terutama dalam pendidikan agama, entah itu perihal ubudiyyah maupun baca tulis Quran. Namun tidak semua anak mempunyai kesempatan untuk mendapat pendidikan agama yang semestinya.
Hal itulah yang menjadi salah satu fokus utama Amal Bakti Santri Kradenan Baru, Gajah Mungkur, Kota Semarang dalam melaksanakan pengabdian. Apalagi di Kradenan Baru hanya ada Rumah Quran sebagai sarana anak-anak belajar mengenal Quran yang dikelola secara pribadi oleh salah satu warga. “Aku ngajinya di Rumah Quran setiap sore, tapi cuma hari senin sampai kamis,’’ jawab Dara, murid Rumah Quran ketika ditanya perihal belajar mengaji.
Selain itu, di Rumah Quran anak-anak hanya belajar menghafal Quran juz 30 dan tidak ada pembelajaran fikih dasar untuk mereka. “Disana disuruh menghafal surat an Naba sama juz amma,” tambahnya.
Berangkat dari latar belakang tersebutlah para santri Abas berinisiatif untuk mengambil jadwal libur Rumah Quran untuk mengisi pembalajaran fikih dasar, akhlak dan rebana pada Jumat hingga Ahad sore di Masjid Al Hidayah yang juga menjadi posko Abas Kradenan Baru. Dalam pelaksanaannya anak-anak juga diberi pembekalan paham Ahlussunnah seperti menghafal aqoid sekét dengan lagu, yang nantinya juga bisa dipakai pujian.
“Kita mengambil dan memaksimalkan jadwal kosong dari anak-anak agar lebih dekat dengan mereka, apalagi banyak yang antusias dengan latihan rebana dan hafalan aqoid. Pokoknya selama kita abas disini mereka harus betah dengan kita,” ujar Dewanta Yusuf koordinator Abas Kradenan Baru, pada Ahad (30/7/2022).
Usaha santri Abas dalam merebut hati anak-anak akhirnya pun mulai membuahkan hasil, dengan perubahan yang cukup signifikan. Yang semula anak-anak balajar mengaji di masjid hanya akhir pekan, pada pekan ketiga pelaksanaan abas anak-anak hampir setiap sore datang mengaji di masjid beramai-ramai.

“Alhamdulillah sekarang anak-anak rajin mengaji sore di masjid, meskipun setelah maghrib juga ada ngaji quran. Sempat kaget ketika mendengar alasan mereka mengaji di masjid karena masnya ganteng,” sanggah Rahman Hakim, anggota Abas ketika ditanya perihal anak didiknya.
“Hal itu sangat baik, apalagi anak-anak bisa belajar dengan golongan kita, dan belajar agama yang bermadzhab syafii tentunya. Di sore hari kita ajarkan akhlak alalaa, aqoid 50, rebana, fikih beserta prakteknya,” tambahnya.
Hakim juga menyebutkan bahwa apa yang disasar kelompoknya memanglah pendekatan kepada anak-anak, yang kelak menjadi penerus ilmu dan sejalan dengan tujuan abas. “Pengabdian ini kita mengambil dari tema abas, santri mengabdi membangun generasi. Minimal itu dulu dan ngga mau jauh-jauh,” pungkasnya.
ABAS periode ke-V Kradenan Baru

