
Masya Allah! Bentuk Cinta Pohon Berjalan Menyambut Panggilan Rasulullah
Durrotuaswajanet – Mencintai Nabi itu wajib hukumnya, seseorang yang gila akan selalu membicarakan apa yang digilainya.
Hal tersebut diungkapkan Habib Hasan bin Abdurrahman Al Jufri saat mauidzoh hasanah dalam peringatan maulid Nabi di halaman Pondok Pesantren Durrotu Aswaja 2 (9/10/22).
Dalam mauidzoh tersebut, Habib Ali menceritakan bentuk cinta seluruh makhluk pada Rasulullah. Salah satunya yaitu bentuk cinta sebuah pohon yang berjalan untuk menyambut panggilan Rasulullah.
Suatu hari, Rasulullah bertemu dengan seorang Arab Badui, beliau segera mengambil kesempatan untuk mendakwahinya.
Namun orang Badui tersebut tidak mempercayainya. Ia lantas menanyakan sebuah bukti atau saksi atas dakwah Nabi tersebut.
“siapa engkau wahai orang Arab?” tanyanya.
“aku adalah Nabi Allah,” jawab Rasulullah.
Atas ketidakpercayaannya, orang Badui tersebut menanyakan “apa kelebihanmu wahai orang Arab?”
“panggillah pohon itu,” kata Rasulullah.
“hai pohon, kau dipanggil Nabi,” kata orang Badui.
Tak lama kemudian pohon itu berjalan mendekati Nabi untuk menyambut panggilan dari orang yang dicintainya.
Pada akhirnya orang Badui tersebut menerima dakwah Rasulullah dan masuk islam.
Cerita yang diterangkan Habib Hasan tersebut merupakan bukti bahwa hewan ataupun tumbuhan tak punya akal, tapi mereka ada untuk memberikan bukti pada manusia yg berakal.
“Jika ingin mengikuti Nabi, harus tau siapa dan apa saja yg ada padanya. Segala keindahan, segala kemuliaan, segala kesempurnaan, ada pada Nabi,” tambah Habib Hasan.
Salah satu cara untuk menunjukkan rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad adalah dengan memperingati hari kelahirannya, seperti halnya yang diadakan oleh Pondok Pesantren Durrotu Aswaja.

Pondok pesantren yang diasuh Kiai Agus Ramadan tersebut mengadakan lomba sholawat selama 12 hari berturut-turut untuk memperingati hari kelahiran Nabi. Perlombaan tersebut berlangsung dengan sangat meriah.
“Untuk Nabi Muhammad tidak ada yg mubadzir, ketika sesuatu membuat kita gembira akan sangat baik, semakin meriah semakin baik, bahkan nyawa kita pun tidak akan mubadzir jika itu untuk Nabi,” kata Habib Hasan.
Dalam mauidzoh tersebut, Habib Hasan juga berpesan ketika di ponpes diniati mengambil warisannya Nabi, entah itu berupa ilmu ataupun nasihat beliau. Semua itu dipelajari untuk kemudian di sebarkan kepada orang lain.
“Sedekahlah dan niatkan untuk Nabi, ketika tidak ada yg bisa kita sedekahkan, maka bertasbihlah atas nama Nabi,” pungkasnya. (FA)

